Benteng Somba Opu adalah benteng
peninggalan Kesultanan Gowa yang dibangun oleh Raja Gowa ke-9 Daeng Matanre
Karaeng Tumapa'risi' Kallonna pada abad ke-16. Pada masanya tempat ini pernah
menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan dimana rempah-rempah yang
diperjualbelikan untuk beberapa pedagang baik dari Asia, sekitar Indonesia dan
wilayah Eropa. Sayangnya tempat yang sering dikunjungi oleh beberapa masyarakat
lokal dan internasional ini telah dikuasai oleh VOC pada tahun 1669, kemudian
dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada tahun 1980-an pun benteng
ini ditemukan kembali oleh beberapa ilmuwan yang datang ke tempat itu. Pada
tahun 1990 benteng ini telah direkonstruksi sehingga terlihat lebih baik lagi.
Benteng Somba Opu menjadi saksi
kegigihan rakyat Makassar yang di pimpin oleh Sultan Hasanuddin dalam
mempertahankan kedaulatan negerinya dari penjajah Belanda. Menurut William
Wallace seorang ilmuwan dari Inggris mengatakan bahwasanya Benteng Somba Opu
merupakan benteng yang terkuat yang pernah di bangun di Nusantara Indonesia.
Benteng Somba Opu juga merupakan salah satu Benteng Istana yang dimiliki
Kerajaan Gowa setelah Benteng Pertahanan Militer Panyua atau Benteng Fort
Rotterdam.
Pernyataan Wallace ini bisa dilihat
dari tembok tembok benteng Somba Opu yang kokoh ketika kita memasuki kawasan
Benteng Somba Opu. Dilihat dari ketebalan dinding dari Benteng Somba Opu, dapat
di bayangkan bagaimana sulitnya untuk menembus dan meruntuhkan benteng Somba
Opu, meskipun material dari benteng ini di bangun dari bata merah. Kekokohan
Benteng Somba Opu menggambarkan system pertahanan yang kuat dari kerajaan Tallo
pada zamannya.
Pada saat ini masih ada 3 bastion
yang tersisa dari sisa sisa reruntuhan benteng Somba Opu, yaitu bastion tengah,
bastion barat daya, dan yang terakhir bastion barat laut atau disebut juga
Buluwara Agung. Di Bastion Buluwara Agung dulu pernah ditempatkan meriam Anak
Makassar, meriam yang terdahsyat yang pernah dimiliki oleh orang Indonesia
dengan panjang 6 meter dan diameter 4.14cm meriam ini memiliki bobot 9,500 kg.
Dari sisa sisa reruntuhan Benteng
Somba Opu kini hanya terlihat beberapa dinding yang masih berdiri tegak selain
3 bastion yang tersisa. Terdapat patok- patok beton di beberapa tempat sebagai
tanda terdapat dinding yang belum tergali di bawah tanah. Meskipun Belanda
telah menghancurkan
Benteng ini setelah mengalahkan
Sultan Hasanuddin. Selama ratusan tahun masih banyak sisa sisa benteng Somba
Opu tertimbun dalam tanah karena kenaikan sedimen dari laut.
Hingga saat ini bentuk pasti dari
benteng ini belum diketahui secara pasti, tetapi berdasarkan peta yang
tersimpan di Museum Makassar bentuk benteng ini berbentuk segi empat. Secara
arsitektual, benteng bersejarah ini memiliki luas 1,500ha berbentuk segi empat.
Memanjang dari barat ketimur sejauh 2km, dengan ketinggian dinding antara 7-8
meter dan ketebalan dinding 12 kaki atau 3.6 meter. Kini ketinggian dinding
yang terlihat hanya 2 meter.
Benteng bersejarah ini berada di
dalam area kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan. Di sini para wisatawan
dapat menikmati budaya yang berasal dari Sulawesi Selatan serta bentuk bentuk
rumah tradisional suku suku yang ad adi Sulawesi Selatan seperti suku Bugis,
Makassar, Toraja, serta Mandar. Setiap tahun di kompleks ini selalu digelar
Pameran budaya dan Pembangunan Sulawesi Selatan yang diadakan oleh dinas
pemerintah Sulawesi Selatan.Benteng Somba Opu berjarak 6 kilometer sebelah
selatan dari pusat kota Makassar dan Pantai Losari. Terletak di Jalan Daeng
Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa.
Akses ke lokasi Benteng Somba Opu
yaitu dari pusat kota Makassar Lapangan Karebosi, benteng bersejarah Somba Opu
dapat ditempuh dengan angkutan kota (pete pete) atau taksi. Apa bila
menggunakan pete pete, dari lapangan karebosi menggunakan pete pete 05 jurusan
Cendrawasi, dari Cendrawasi kita berganti angkutan menuju Benteng Somba Opu.
Tarif Masuk Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan mengenakan tarif sebesar Rp 2000 / orang. Apabila menggunakan
guide tarif ditentukan berdasarkan kesepakatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar